Home / Artikel

Sabtu, 18 Januari 2025 - 06:14 WIB

BARISAN ORANG SENGSARA SEPANJANG JAKARTA SURABAYA 

koransakti - Penulis

Oleh :DEDI ASIKIN

Koran Sakti.co.id- Niat Presiden Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan bukan main main, bukan omdo. Lagian apaan emang, seorang presiden main main. Dan terbukti meski telat dua hari dari dari pelantikan abreg abreg, tanggal 22 Oktober, Budiman Sudjatmiko dilantik menjadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Ini lembaga non struktural nomen klatur baru.

Budiman memang sudah disebut sebut sebelumnya. Dan Keppres 163 tahun 2024 resmi mengangkatnya.

Sebelumnya dia memang membuat kaget banyak orang. Tiba tiba saja dia kabur dari kandang banteng (PDI-P) dan bergabung dengan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, duduk sebagai anggota Dewan Pakar.

Dia itu mulai muncul di belantara politik sejak zaman orde baru. Pernah membuat partai yang diberi nama Partai Rakyat Demokratik .

Dia ditangkap dan di penjara 13 tahun kerena dianggap menjadi dalang kerusuhan di kantor PDIP antara pendukung Megawati dengan Suryadi.

Peristiwa itu sohor dengan nama Kudatuli , kerusuhan 27 Juli 1996.

Dia menjalani hukuman hanya 3,5 tahun kerena keburu mendapat amnesti dari presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

Tahun 2009 Busud menjadi anggota DPR dari PDIP dan bertahan 2 periode (2009-2019).

Sekarang dia gabung di pemerintahan Prabowo Gibran.

Pertanyaanya mampukah dia melaksanakan tugas itu. Itu tugas yang berat.

Pertama, jumlah orang miskin di negeri kaya raya ini cukup banyak. Menurut Plt Kepala BPS , Amalia Widiasyanti Adiningrat, ada 24.06 juta (setara 8,07%).

Kalau jumlah orang sebanyak itu dibariskan , berapa panjang abringan orang nestapa itu ?

Baca juga :   SANTRI ITU PEJUANG

Jika saja satu meter bisa 3 orang maka barisan itu memerlukan ruang sepanjang 800.000 meter atau 800 km.

Itu melebihi jarak Jakarta Surabaya yang hanya 784 km.Artinya , barisan depan sudah nyampe Pasar Turi , ekornya masih di Tenabang.

Yang kedua , bagi penduduk muslim yang 87,3% menganut agama itu, ada keyakinan bahwa kemiskinan itu tidak mungkin bisa dientaskan sampai hilang sama sekali.

Mereka percaya pada surat Ad Dzariyat ayat 49 :

Wamin kulli syai’in klalaqnaa zaujaani la’allakum tadzakkaruun (Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasangan, agar kamu mengingat (kebesaran) Allah.

Kemiskinan itu pasangannya kekayaan. Keduanya harus tetap ada dan berpasangan, seperti siang dengan malam , hitam putih dll.

Dua duanya tak mungkin dihilangkan sampai nol.

Tak bisa terjadi zero poverty ataupun zero riches.

Yang bisa dilakukan hanya pengurangan saja sampai batas tertentu.

Islam mengajarkan cara cara menyantuni orang miskin.

Imam al Gazali dalam kitab Mukhasafah al Qullub menerangkan adanya dialog antara nabi Musa dengan Allah SWT.

Dialog itu terjadi di Gunung Sinai sekitar tahun 1350 SM.

Nabi Musa bertanya tentang ibadah yang disenangi Allah.

Dan Allah menjawab, ketika kamu menyenangkan orang susah. Implementasinya memberikan infaq shodaqoh serta pertolongan lain.

Ada ancaman bagi orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.

Simak surat al Ma’uun dibawah ini :

Tahukah kamu , orang orang yang mendustakan hari pembalasan ?

Itulah orang orang yang menghardik anak yatim.

Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Baca juga :   Lembaga Adat Kerinci Himbau Paslon Kepala Daerah Ciptakan Pilkada yang Beradab.

Maka celakalah mereka orang orang yang shalat. Yang lalai dalam shalatnya .

Yaitu orang orang yang menampilkan riya dan enggan memberi pertolongan/bantuan.

Mungkin sebagai muslim pendekatan agamis lebih baik dilakukan Budiman Sudjatmiko. Kebetulan pria kelahiran 3 Maret 1970 itu juga seorang muslim yang baik. Dia waktu kecil langganan sholat di surau kampung dan sempat sekolah di SMA Muhammadiyah. Sinergitas bisa dibangun dengan para pemuka agama

Tetapi sebagai penyelenggara negara banyak hal bisa dilakukan. Intinya , membangun sinergi dan komunikasi lintas kementrian dan badan, bagaimana membangun dan mengembangkan keberdayaan ekonomi masyarakat.

Tentu yang bersesusian dengan karakter dan jati diri negeri.

Dalam UUD 1945 ada kewajiban negara atas nasib mereka itu.Pasal 34 ayat 1 menyebut, negara berkewajiban memelihara orang miskin dan anak anak terlantar.

Dan itulah yang dipahami presiden Prabowo dengan membentuk badan yang mengurus pengentasan kemiskinan.

Kita, berharap dengan badan non struktural ini deret kemiskinan akan semakin mengecil.

Tapi jangan terjadi sedikit konglomerat lebih banyak orang melarat.

Bagi orang muslim memberi infaq shodaqoh itu tidak ada ruginya. Allah menjamin mengembalikan dengan berlipat lipat dari jumlah yang mereka berikan. Dan inallaha laa yukhliful mii aad (a).Sesungguhnya Allah itu tidak akan menyalahi janji ( al Imran 194)

Pada gilirannya , kita seluruh masyarakat berharap deret antrian orang miskin perlahan tapi pasti, akan semakin mengecil. Tentu dalam keyakinan bahwa kemiskinan itu tidak bisa hapus sama sekali.

Jangan sekali kali melawan dinisty of good.***

Berita ini 31 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Artikel

Pemimpin Amanah

Artikel

MEMPERINGATI HARI LAHIR TRITURA MEWARISKAN MARUAH KEJUANGAN 

Artikel

BUPATI HUSEN

Artikel

ISENG ISENG LAPOR, LAPOR ISENG ISENG

Artikel

HARI SAWIT INDONESIA YANG MENGGIGIT DAN YANG DIGIGIT

Artikel

KORUPSI MENGGURITA DARI KOTA SAMPAI DESA

Artikel

SOAL PEMEKARAN WILAYAH (DOB), MENUNGGU GIBRAN TUMPAK KUDA 

Artikel

HARI DHARMA SAMUDERA MEWARISKAN HEROISME JALASVEVA JAYAMAHE