Oleh : DEDI ASIKIN
Koran Sakti.co.id- Geli sesungguhnya, kita berguru soal pertanian ke Thailand atau Muangthai. Dulu namanya Siam (kerajaan) Pasalnya tahun 1980 negara gajah putih itu pernah berguru kepada Indonesia , khususnya dalam swasembada beras. Ketika itu Indonesia berhasil berswa sembada beras. Bahkan tak hanya Thai yang berguru kesini, juga Vietnam dan Bangladesh.
Ada cerita lain. Jauh sebelum itu, raja Thai Culalongkorn (1896-1991) juga pernah 3 kali datang ke nusantara (tahun 1871-1896 dan 1901). Raja Siam yang dikenal dengan nama Raja Rama V itu, tertarik pada tanaman Tebu yang sedang dikembangkan pemerintah Belanda dalam rangka Tanam Paksa atsu Culturstelsel.Tanam paksa itu terjadi, lantaran keuangan Belanda cekak, akibat perang Diponegoro (1825-1830) dan perang Aceh (1803-1838).
Eh sekarang jadi terbalik. Kita yang harus belajar kepada mereka.
Sekarang negeri gajah itu sudah benar benar menjadi negara agraris.
46 % dari luas negara yang 513.120 km persegi itu menjadi lahan pertanian. 60 % penduduk usia kerja berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian utamanya adalah beras . Kerena itu Muangthai dijuluki sebagai lumbung padi di Asia Tenggara.
Hasil pertanian lain, jagung , singkong, karet, kayu, kelapa, kedelai, tembako dan tebu. Juga buah buahan dan sayuran.
Thailand sekarang menjadi eksportir beras terbesar di dunia dan Indonesia menjadi importir terbesar dari Muangthai.
Kenapa negeri gajah putih itu maju dibidang pertanian dan menjadikannya sebagai komoditas eknomi utama ?
Konon ada beberapa faktor :
– Dukungan iklim sebagai daerah tropis, curah hujan, suhu dan kultur tanah sangat sesuai dan mendukung,
– Penggunaan teknologi ( mesin pertanian ) dan traktor pengolah tanah,
– Penggunaan benih dengan varietas unggul,
– Penjagaan mutu yang baik,
– Kepedulian pemimpin. Pertanian dijadikan sebagai andalan pembangunan ekonomi.
– Ketersediaan Bank Tani khusus
Di Indonesia Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) malah dirubah menjadi BRI yang lebih berfungsi sebagai bank umum.
Tak usah malu malu meong, belajarlah tentang pertanian ke negeri gajah.***