Home / Artikel

Jumat, 25 Oktober 2024 - 10:53 WIB

ECHO CHAMBER KAMPANYE PILKADA 2024

koransakti - Penulis

Oleh: Kurniadi Aris,SH., MH.,MM, Praktisi dan Akademisi Hukum

Koran Sakti.co.id, Sungai Penuh- Echo Chamber atau Ruang Gema adalah fenomena di mana seseorang hanya menemukan informasi atau pendapat yang memperkuat pandangannya sendiri. Suasana bathin echo chamber, seseorang akan enggan untuk menerima perspektif lain yang berbeda dari pandangannya sendiri.

Salah satu dampak dari echo chamber adalah terjadinya peningkatan ego sentris dan ekstrimisme. Contoh echo chamber adalah ketika berita-berita hoaks disebarluaskan secara berulang-ulang, sehingga masyarakat akan semakin percaya dan enggan menerima informasi lain yang berbeda.

Disisi lain titik kumpul fikiran dan harapan kampanye Pilkada 2024 adalah pemaparan kepada publik oleh kandidat paslon Guberbur dan wakilnya, Bupati dan Wakilnya, Walikota dan Wakilnya sehingga publik mendapat asupan informasi yang bermutu dan berkualitas di saat kampanye dari para kandidat.

Baca juga :   LAPOR WAPRES MEMBLUDAK, KETUA REMBUG EKSPONEN 66 SEMPAT PINGSAN

Menilik kampanye Pilkada kota Sungai Penuh masih di dapatkan berita-berita yang kontra produktif dan Masyarakat tidak butuh informasi dan propaganda kampanye hitam seperti nikah siri yang di alamatkan kepada salah satu Paslon, bahkan juga di temukan isu SARA, ini sangat berbahaya sekali untuk perkembangan demokrasi.

Baca juga :   KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SEBUAH KENISCAYAAN. LEBIH BAIK TERLAMBAT DARI PADA TIDAK SAMA SEKALI 

Karena kemenangan dalam berkontestasi dalam pilkada harus di raih dengan cara-cara terhormat dan bermartabat. Publik dan Netizen sudah cerdas tidak tergiring lagi dengan isu-isu sampah seperti itu. Publik dan Netizen butuh adu gagasan dan perkelahian intelektual bukan menjelek-jelekkan tanpa fakta.

Mari bersama kita bangun Demokrasi yang sehat untuk bisa menyeleksi dan melahirkan pemimpin yang siap menghadapi dan menjawab tantangan dan persaingan yang semakin ketat ke depan. Dengan cara berfikir yang sehat dan bertanggung jawab bukan berfikir sebagai pecundang yang penuh dengan kepalsuan (logical fallacies).

Berita ini 47 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Artikel

KASUS PIK2 FAIT A COMPLY PRESIDEN PRABOWO 

Artikel

UMAR BAKRI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Artikel

Golput Merajalela??! Negeri di Ambang Kehancuran!!!

Artikel

PRABOWO DIMINTA USUT DANA INVESTASI BODONG DIBLOKIR NEGARA 22 TRILYUN MENGUAP

Artikel

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SEBUAH KENISCAYAAN. LEBIH BAIK TERLAMBAT DARI PADA TIDAK SAMA SEKALI 

Artikel

JAKSA TERKEJUT, MAS WAPRES ?

Artikel

BUPATI HUSEN

Artikel

BERGURU TANI KE THAILAND