Penulis : Fitri Wulandari
Asal Kampus : Universitas Andalas
Koran Sakti.co.id, Padang- Golput atau golongan putih adalah istilah politik yang digunakan untuk menyebut mereka yang memilih untuk tidak memberikan suara pada pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah
Golput dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti sikap apatis terhadap politik, ketidaktahuan tentang tanggal pemilihan, atau karena tidak ada kandidat yang pantas untuk diberi mandat
Namun, golput bukanlah tindakan pidana dan merupakan hak politik warga negara.Meskipun demikian, partisipasi aktif dalam pemilihan umum sangat penting untuk menjaga integritas politik dan memilih pemimpin yang berintegritas dan antikorupsi
Pemuda golput pada Pemilu 2024 adalah isu yang perlu diperhatikan karena pemilih yang terdaftar didominasi oleh pemilih muda, dengan 56,4 persen pemilih muda dapat pemilu 2024, yang artinya sudah melebihi setengah dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Namun, berdasarkan hasil survei Centre for Strategic and International (CSIS), sebanyak 11,8 persen responden memilih untuk golput.
Di antara pemuda yang golput salah satu nya adalah mahasiswa. Mahasiswa golput adalah mahasiswa yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih calon legislatif maupun calon presiden
Sebagai mahasiswa yang paham dan melek akan pentingnya Pemilu, maka sangat diharamkan mahasiswa untuk golput atau golongan putih. Golput dapat diartikan mereka yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih calon legislatif maupun calon presiden. Jika mahasiswa golput, mau dibawa kemana negeri ini?
Golput dapat diartikan sebagai sebuah pilihan tersendiri, karena Indonesia adalah negara demokrasi dimana sebuah pilihan ditentukan oleh rakyat. Namun, jika semua rakyat Indonesia golput maka dipastikan negara ini akan mengalami kekosongan pemerintahan atau vacum of power. Oleh karena itu, mahasiswa harus menunjukkan dirinya bahwa mereka anti golput dan mampu membangun negeri ini dimulai dengan menggunakan hak pilihnya saat Pemilu.
Meskipun para calon pemimpin dinilai kurang, setidaknya ada satu hal yang dapat dipegang oleh mahasiswa untuk mengupayakan Indonesia menjadi maju lagi Jika masih banyak kekurangan, maka peran mahasiswa sebagai agen perubahan memberikan aspirasinya kepada pemerintah ataupun langsung terjun ke lapangan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.Bisa di ambil contoh pada Pemerintah menargetkan partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sebesar 77,5%. Artinya, akan ada sekitar 22,5%
peserta yang tercatat di Daftar Pemilu 2019 tidak menggunakan hak pilihnya (Golput). Untuk itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta agar dapat melibatkan organisasi masyarakat (ormas) guna mendorong partisipasi pemilih pada pemilu kali ini.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 angka partisipasi pemilih mencapai 75,11% dan yang Golput mencapai 24,89%. Sementara partisipasi pemilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 sebesar 69,58%, 30,42% pemilih yang terdaftar memilih Golput.
Partisipasi pemilih pada pemilu periode 1955-1999 cukup tinggi. Ini terlihat dari angka Golput yang rendah, yakni kurang dari 10% seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Namun, setelah dilakukan pemilihan presiden secara langsung, angka Golput justru meningkat.
Apa sih dampak mahasiswa yang Golput?Apakah ada dampak nya ? Golput atau golongan putih, yaitu pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum, memiliki dampak negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak golput yang dapat terjadi:
Tidak terdukungnya program pemerintah yang padahal cukup efektif karena kurangnya “minat” dari masyarakat. Tingkat minat masyarakat turun karena adanya berbagai pihak yang memutuskan untuk golput, walaupun padahal apabila mereka bisa merubah pikirannya untuk tidak golput, maka program pemerintah tadi sudah seharusnya bisa berjalan dengan semestinya Menimbulkan gerakan radikal karena golput dapat memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem politik yang ada Merugikan negara karena dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan kotak suara, kertas pemilu, distribusi, dan biaya pendukung lainnya menjadi sia-sia jika banyak masyarakat yang memutuskan untuk golput Berpotensi manipulasi suara karena golput dapat memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kecurangan dalam pemilihan umum Tidak terwujudnya aspirasi masyarakat karena setiap suara memiliki dampak yang besar terhadap nasib rakyat dan daerahnya.
Jika banyak masyarakat yang memutuskan untuk golput, harapan untuk memperbaiki nasib suatu daerah menjadi lebih baik akan hilang
Pudarnya demokrasi karena golput dapat memperburuk situasi politik yang ada di negara kita ini, tanpa memberikan efek positif sekecil apapun juga pada masyarakat. Apabila golput semakin berkembang dan malah mengakar, maka rakyat Indonesia akan mengalami krisis identitas karena tidak menerapkan prinsip-prinsip demokrasi pada kehidupan mereka, padahal mereka adalah rakyat demokrasi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum agar aspirasi masyarakat dapat terwujud dan program pemerintah dapat berjalan dengan semestinya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas terkait urgensi keterlibatan pada pemilu 2024, serta membuat trobosan dan strategi guna menarik minat masyarakat yang salah satunya dengan memberikan edukasi khususnya pada calon pemilih baru
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang memilih golput atau menjadi tidak bisa mencobolos, antara lain karena pemberitaan pemilu di media massa atau media sosial, ternyata tidak membuat semua orang mengetahui tanggal pasti diadakannya pemilu
Tingginya keterlibatan dan partisipasi masyarakat pada pemilu merupakan gambaran berhasilnya suatu pesta demokrasi.dengan demikian,masyarakat dihimbau tidak menjadi golongan putih (Golput) di dalam Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 yang akan datang