Koran Sakti.co.id, Mataram- 19-20 Maret 2025 Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) atau Islamic Relief Indonesia mengadakan dialog produktif dan audiensi strategis bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB. Kegiatan ini dihadiri oleh CEO Islamic Relief, Nanang Subana Dirja; Ketua Dewan Pengawas Syariah, Prof. Dr. Muhammad M Said, Ketua Dewan Pembina, Prof. Dr. Ede Surya Darmawan; serta jajaran pegawai RII Sekretariat NTB.
Pertemuan ini menjadi momen penting dalam menyatukan visi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di NTB melalui penguatan ekosistem ekonomi Islam yang inklusif dan berkelanjutan. Diskusi berlangsung hangat dan penuh keakraban, menunjukkan keseriusan kedua pihak dalam membangun sinergi strategis demi kemaslahatan masyarakat NTB.
CEO Islamic Relief, Nanang Subana Dirja, menyampaikan bahwa Islamic Relief berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi akar persoalan sosial, termasuk kemiskinan, pendidikan, perubahan iklim, dan akses perumahan yang layak. “Kami berharap kemitraan ini menjadi model kolaborasi yang berdampak nyata dan luas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Islamic Relief Indonesia, Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menegaskan pentingnya pendekatan multidimensi dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem. “Islamic Relief bukan hanya menyalurkan bantuan, tetapi hadir sebagai mitra transformasi sosial-ekonomi dengan fondasi nilai-nilai Islam dan prinsip pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua Dewan Pengawas Syariah, Prof. Dr. Muhammad M Said, yang juga Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengusulkan penerapan pendekatan Graduasi berbasis ekonomi Islam. Pendekatan ini terdiri dari lima tahapan: identifikasi kebutuhan dasar, pemberdayaan ekonomi syariah melalui pembiayaan tanpa riba, pelatihan dan literasi keuangan berbasis nilai-nilai Islam, digitalisasi UMKM halal, dan pencapaian kemandirian ekonomi. “Model ini tidak hanya mengeluarkan masyarakat dari garis kemiskinan, tetapi mendorong mereka menjadi pelaku ekonomi syariah yang mandiri dan bahkan berkontribusi sebagai muzakki,” jelasnya.
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menyambut baik inisiatif yang ditawarkan oleh Islamic Relief. Ia menyatakan bahwa kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan pembangunan daerah. “Pemprov NTB tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi seperti ini adalah kunci dalam membangun NTB yang lebih inklusif, sejahtera, dan mendunia,” tegasnya. Ke depan, Pemprov NTB dan YRII berkomitmen menindaklanjuti pertemuan ini melalui rencana aksi kolaboratif yang berfokus pada dampak nyata di masyarakat, demi mewujudkan NTB yang bebas dari kemiskinan ekstrem dengan pendekatan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.**