Koran Sakti.co.id,Kota Bandung- Sentra Wyata Guna Bandung Kementrian Sosial RI berupaya mensukseskan program kerjanya di tahun 2023. Berbagai program telah dijalankan dan disalurkan ke pihak penerima manfaat di berbagai daerah. Program tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan warga yang mengalami masalah sosial atau memiliki keterampilan dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa depan.
Kepala Sentra Wyata Guna Bandung Kementrian Sosial Republik Indonesia, Iri Sapria M.Si menjelaskan kalau di Kementrian Sosial ada sekitar 31 Sentra yang memiliki fungsi layanan yang berbeda-beda. “Semua sentra melakukan pelayanan di dalam sentra atau luar sentra, dengan target setiap PPKS atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial terlayani. Mereka terdiri dari anak-anak, disabilitas, lansia, kelompok rentan, fakir miskin, korban bencana, atau korban NAPZA / narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya ,” jelasnya kepada media cetak dan online perwakilan organisasi Jurnalis Independen Bersatu saat wawancara bersama di ruang kerjanya, Jl Pajajaran 50-52 Kota Bandung (13/11/2023)“Khusus Sentra Wyata Guna Bandung ditugaskan melayani wilayah kerja, 9 kabupaten / kota, mulai dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat, lalu ada daerah di Provinsi Lampung yang harus dilayani. Seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara, Waykanan, Mesuji dan Tulang Bawang,”ucapnya
Mereka penyandang masalah sosial mendapat layanan dari Sentra Wyata Guna melalui belajar berwirausaha, diberi keterampilan melalui pokja rumah bugar, café more, usaha warungan, bengkel motor, bertani, cocok tanam, & hidro ponik. Targetnya mereka menjadi memiliki keterampilan dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
System layanannya berbasis respon kasus dari masyarakat, kelompok, dumas dan Command Center atau pihak yang menyampaikan langsung ke pimpinan dan pelayan sosial di kecamatan. Permohonan bantuannya ditindak lanjuti melalui asesmen terintegrasi. Sehingga penyandang masalah sosial dapat terbantu sesuai kebutuhannya, seperti alat bantu dengar, tongkat yang memiliki sensor untuk tuna netra, kursi roda dan jenis bantuan lainnya yang diajukan. Untuk di tahun 2023, ada sekitar 600 alat bantu yang dibagikan berdasarkan rekomendasi dokter yang khusus mengecek calon penerima bantuannya. Ada juga terapis dan fisioterapi yang ditugaskan melayani masyarakat.
Sedangkan untuk bantuan sembako yang disalurkan diperkirakan sudah mencapai 7200 penerima manfaat. Sebelumnya juga Sentra Wyata Guna sempat membantu korban bencana kebakaran TPA Sari Mukti, ada 400 orang yang dibantu dan pendirian tenda-tenda di lokasi. Selain itu Sentra Wyata Guna sering memberikan bantuan ke daerah lain, jika diminta langsung oleh Kementrian Sosial, seperti ke wilayah Kalimantan atau daerah lainnya.Saat pembagian bantuan tersebut, pihak Kementrian Sosial bersama mitra kerja komisi VIII DPR RI melalui acara reses atau kunjungan kerja. Data penerimanya bisa dari aspirasi anggota dewan, karena legislatif berhak memperjuangan hak warganya yang harus diprioritas untuk dibantu.
Sedangkan perihal bantuan Pahlawan Ekonomi Nusantara /PENA, pihak Sentra Wyata Guna hanya mendampingi dalam penyaluran dan bisa saja merekomendasikan ke Kementrian Sosial bagi yang memenuhi syarat menerima bantuannya. Itu bantuannya beda-beda untuk kewirausahaan mulai dari Rp.2.5 juta sampai Rp.6 Juta. Kalau ingin tau tentang program itu dapat ditonton di TV Pena yang tayang di setiap sabtu-minggu.
Setelah audiensi tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Media Massa Organisasi Profesi Jurnalis Independen Bersatu, Dwi Arifin mengungkapkan kegiatan audiensi merupakan bagian dari program kerja organisasi untuk memperluas relasi organisasi dan eksistensi media massanya. “Pada hari ini 7 media massa perwakilan jurnalis Radio Republik Indonesia, Inspira TV, Bandung Pos TV, Majalah Mangle, Koran berbahasa daerah Galura Pikiran Rakyat, Koran Sinar Pagi, Tabloid Teropong Indonesia, Koran Sakti & media online Jabar News diundang untuk langsung wawancara khusus tentang capain program kerja Sentra Wyata Guna Bandung Kemensos RI. Kegiatan audiensi sebagai pelaksanaan hexahelix untuk kemajuan dan kebermanfaatan berbagai pihak,”ungkapnya. (dwi)