Oleh :DEDI ASIKIN
Koran Sakti.co.id- Kalimat “Ridwan Kamil ngegel curuk”, dalam tulisan saya kemarin, itu celetukan Boys Iskandar, teman saya di group diskusi Ngadu Bako. Dia memang suka becanda, ngomong asplak (asal jeplak).
Dia itu , (Boys), cuma melihat hiruk pikuk pilkada 2024, berebut dan saling sikut.
Di dunia ini orang apalagi memilih pemimpin menganggap kehidupan ini serius.
Padahal Allah memandangnya cuma sekedar permainan dan sendagurau saja.
I’y a lamuu anamal hayaatud dunya ziatuw …..dst.
Itu kutipan sepenggal QS al Hadid ayat 20 yang berarti hidup didunia ini sekedar permainan dan senda gurau saja.
Ternyata makna surat itu sudah dipahami RK (nama singkatan dia yang banyak digunakan orang, disamping kang Emil).
Ada sebuah literasi atau informasi yang saya temukan.
Ceritanya tanggal 27 Nopember ( hari pencoblosan) RK sholat subuh dimasjid Assafiiyah Jakarta Timur. Masjid itu didirikan oleh Pangeran Djakerta atau terkenal dengan nama Pangeran Jayakarta.
Setelah sholat subuh berjamaah, RK menyampaikan sedikit kajian.
Terkesan (RK) sudah punya firasat bakal tersingkir. Mungkin salah satunya dari hasil survei. Elektabilitas dia dan pasangannya Susmono tertinggal oleh Pramdul (Pramono Anung dan si Dul).
Uraian pendeknya itu hampir semakna dengan surat al Imron ayat 159.
Tutur kata harus lemah lembut. Sebab kalau kasar nanti orang orang menjauh.
Maafkanlah mereka. Mintakan ampunan untuk mereka kepada Allah.
Bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan. Kalau sudah bertekad ( bertanding ?) , lakukanlah. Tapi kalau Allah sudah memutuskan, bertawakallah.
Allah mencintai orang orang yang tawakkal.
Islam memahami hakekat (tujuan) hidup itu hanya untuk beribadah dalam amal shaleh dan dalam kifrah masing masing.
Dia dalam kajian itu dia seperti menasihati dirinya sendiri , para relawan dan pendukungnya.
Kehidupan itu serius tetapi harus berada dalam bingkai etika.
Biarlah yang menganggap hidup itu hanya permainan dan senda gurau hanya Allah seperti makna al Hadid 20.
Bahwa ucapannya dalam kajian singkat di masjid Assafiiyah itu ada niat lain, misalnya pencitraan kita tak perlu suudzon. Buruk sangka itu menurut Islam adalah penyakit hati yang harus dihindari. Suudzon itu bisa merusak prinsip hablum minannas ( hubungan antar manusia ) dan bisa membuat fitnah.
Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Kita malah harus husnudzob. Semoga Emil balik bandung benar benar dengan hati lega.
Benar benar tawakaqallah, seperti perintah al Imron 159. Bukan ngegel curuk (gigit jari) seperti kata ( iseng ) si Boys Iskandar.
Pengabdian bukan hanya jabatan formal yang berbau kekuasaan.
Jadi ketua RT atau RW saja , akan lebih terhormat jika dilakukan dengan siddiq , amanah tabligh dan fatonah. Insyaallah ***