Oleh : PUTRA ASIKIN
Koran Sakti.co.id, Bandung- Bagi semua orang dimana saja dan kapan saja anak itu segalanya.
Mereka adalah penerus ( next generation), harapan masa depan ( hope of future), harus lebih baik dari kita (better than us).
Di tatar sunda ( dulu) ibu ibu jika sedang menina bobokan anak atau cucu, suka ngahariring (bersenandung) :
“Neleng nengkung neleng nengkung,
Geura gede geura jangkung ,
Geura sakola ka Bandung,
Geura makayakeun indung,
Ku indung dijurung kurung
Ku bapa dijaring jaring”.
Harapan banyak orang itu ternyata telah diapresiasi dan diakomodir oleh UNICEP (United Nation International Emergency Fund) , dana darurat anak anak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Organisasi itu berada dibawah Majlis Umum PBB berdiri 11 Desember 1946 dan bermarkas di New York.
Awalnya UNICEP bertugas menyantuni anak anak korban Perang Dunia ke II.
Tapi tahun 1953 tugasnya diperluas ke semua negara berkembang.
Tahun 1954 , Unicep dalam konvensi hak anak se dunia ( Convention of the rights of the the Child) telah mengusulkan ditetapkannya Hari Anak Sedunia.
Tapi Majlis Umum PBB baru memutuskan tahun 1959 dan dipertegas lagi dalam SU PBB tahun 1989.
Beberapa hal yang direkomendasikan UNICEP antara lain :
– Perlindungan anak untuk bertahan hidup,
– biarkan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat dan sejahtera,
– bebaskan mereka kekerasan dan eksploitasi.
Selamat Hari Anak Sedunia 20 Nopember. ***