Oleh : DEDI ASIKIN
Koran Sakti.co.id, Bandung- Sobat (lama) saya, Thomas Sitepu telepon lagi :
Kang tulisan akang sudah sampai dan dibaca ring 1 istana.
Setelah saya lidik (selidiki) lagi ternyata jumlah dana blokir yang raib (hilang) lebih dari 22 trilyun ( punya PT DNA PRO) tapi puluhan bahkan mungkin ratusan ton.
Soalnya banyak rekening dana inbol ( investasi bodong ) yang di blokir.
Di BCA saja yang saya temui ada NET 89 yang dibelakangnya ada nama BS ketua MPR tahun 2019-2024.
Menteri Perdagangan yang melakukan pemblokiran adalah Mohammad Luthfi dan Menko Ekonomi Airlangga Hartarto.
Saya sudah kirim lagi nota ke presiden Prabowo. Dia harus usut itu. Jika dana itu, dimakan, mereka harus digiring ke penjara, mereka koruptor.
Dana itu harus dikembalikan kepada korban. Datanya bisa dilacak. Sebagian besar pelaku Inbol masih ada.
Gak ada artinya Prabowo mau memberantas korupsi kalau mengurus kasus Inbol saja gak mampu.
Korupsi mah lebih pelik, kerena menyangkut banyak kepentingan, banyak lahan, dan banyak pelaku. Mereka itu sejak dari pusat sampai daerah, bahkan sampai RT/RW, sudah bermental korup.
Saya, kata Sitepu, masih terus berjuang. Saya mau ke istana, kalau bisa ketemu presiden langsung.
Saya juga berkalang tanah menjelang reformasi, bersama panglima Kodam III Siliwangi.
Tak usah sok mau bela rakyat. Ini ribuan korban menjerit .
Mantan ketua MPR dan mantan Menteri Perdagangan serta AR Menko Ekonomi yang keterusan, ( sawan kursi, sudah duduk males berdiri ), harus diperiksa, tegas pria Batak-Bandung itu berapi api. Padahal usianya sudah seumuran Prabowo, sudah aki aki.
Hati hati opung Tepu, salam kalau ketemu, buat opung Panjat.***















