Oleh :DEDI ASIKIN
Koran Sakti.co.id- Umar Bakri, Umar Bakri, Empat puluh tahun mengabdi, jadi guru jujur memang sakit hati.
Umar Bakri, Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Profesor,doktor, insinyurpun jadi
Tapi gaji guru Umar Bakri seperti dikebiri.
Yi hi hi
Wu hu
Itulah sebait lagu Guru Umar Bakri yang dicipta Iwan Fals dan dirilis produser Musika Studios tahun 1981.
Lirik seluruhnya panjang sekali. Demi durasi saya cuma comot sebait doang.
Tanggal 25 Nopember ini adalah Hari Guru Nasional.
Sebuah pekerjaan terhormat dan mulia yang tak pernah diberi dan meminta tanda jasa.
Saya sendiri sungguh merasa bisa begini , kerena jasa mereka.Pun demikian yang lain, yang jadi menteri, profesor doktor dan insinyur. Semua tak bisa jadi tampa bapak dan ibu guru.
Sebagai seorang yang senang menulis saya sudah banyak menulis tentang wong atu yang oleh Iwan Fals diberi nama pak guru Umar Bakri.Entah dapat inspirasi dari mana tuh ki Iwan yang lahir dengan nama Virgiawan Liestianto itu.
Nasib mereka , Umar Bakri dari dulu tetap . Mereka terbingkai oleh aturan aturan dan birokrasi yang melingkar lingkar bagai ular naga.
Membuat mereka berada dalam dua kelompok yang bernasib beda. Ada sebagian yang memiliki ikatan hukum tetap dan kesejahteraan yang lebih baik.Mereka bernama guru PNS.
Tapi ada sebagian mereka yang jumlah bukan sedikit ( tahun 2024 masih ada sekitar 700 ribu orang), masih berstatus honorer.
Harga ( gaji) mereka cuma Rp.300 ribuan sebulan.Di kota besar paling banter 1 juta.
Tahun 2024 pemerintah mengalokasikan pengangkatan 1,7 juta PPPK ( Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Padahal jumlah honorer termasuk pasukan Umar Bakri lebih dari 2 juta. Padahal lagi , menurut pasal 4 UU 20 tahun 2023 tentang ASN , masalah honorer harus selesai tahun 2024.
La la la bahaya tah. Umar umar bakri bisa bergejolak.
Jika ditanya tanya kepada para penyelenggara negara, tentulah jawabannya klasik, kerena minimnya anggaran, baik di APBN maupun APBD.
Anggaran Pendidikan yang 20 % yangg dipatok pasal 31 ayat 4 UUD1945 itu belum bisa mengcover seluruh kepentingan mencerdaskan bangsa.Antara lain seperti sering diucapkan Mendikbud sejak Anies Baswedan sampai Nadiem Makarim , anggaran itu tidak seluruhnya diperuntukkan Kemendikbud , tapi juga untuk lembaga lembaga pendidikan kedinasan.
Apalagi tahun ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan merubah itungan 20 % itu bukan dari belanja negara, tapi dari penerimaan negara. Pastilah nominalnya akan berkurang kerena penerimaan negara jumlahnya selalu lebih kecil dari penerimaan negara.
Dalam tulisan saya yang lalu , sudah digambarkan bahwa gaji guru yang kecil ( terutama guru honorer ) akan menghambat kualitas pendidikan. Memakai dalil apapun , tetap saja jatuh pada jawaban , guru tidak bisa menularkan ilmu dengan baik ketika cacing diperutnya main dangdutan.
Secara umum gaji guru di Indonesia, meskipun berstatus PNS sangat kecil. Katanya jika dirata ratakan hanya sekitar Rp.3,3 juta.
Apalagi 700 ribu guru honorer yang hanya Rp.300 ribu ?
Wallahu, saya tidak berniat membuat pak Umar Bakri mendadak meriang atau kesurupan. Mudah mudahan perbandingan ini menjadi pemicu pemerintah kita agar berfikir keras untuk mengatur pendapatan para Umar Bakri itu yang lebih baik dan lebih manusiawi.
Inilah negara negara dengan gaji guru yang keren abis :
Luxembur Rp.1,5 milyar, Swiss Rp.1,2 milyar, Jerman Rp.1 milyar, Amrik Rp.938 juta dan Norwegia Rp.900 juta, setahun. Silahkan bagi 12 kalau ingin tahu àngka perbulan. Yang pasti jauh diatas gaji Umar Bakri. Apalagi Umar yang masih honorer.
Tetapi sebagai tanda hormat dan taqdim saya kepada pejuang tanpa tanda jasa itu, saya akhiri tulisan ini dengan menyampaikan ,
Selamat Hari Guru Nasional.
Viva Umar Bakri. ***