Home / Artikel

Jumat, 15 November 2024 - 02:31 WIB

MENUJU PETANI MAJU

koransakti - Penulis

Oleh : PUTRA ASIKIN

Koran Sakti.co.id, Bandung- Secara umum, kehidupan petani di Indonesia belum berkembang dengan baik, mandiri dan maju.

Ciri atau bukti otentiknya, antara lain, kita belum swasembada pangan. Impor pangan kita masih tinggi. Setiap tahun jumlahnya meningkat. Beras misalnya, tahun 2024 kita mengimpor 3,03 juta ton , naik dari 2023 yang 2,1 juta.

Anggaran ketahanan pangan kita tahun 2024 mencapai Rp.108,5 trilyun, naik dari Rp.89 trilyun tahun 2023.

Tapi sesungguhnya kita masih patut bersyukur. Indonesia menurut hasil penelitian FAO, Indekmundi dan investopedia, terbilang pengekspor terbaik ke lima dalam ekspor pangan terutama hasil perkebunan sawit , (CPO) teh dan holtikultura jenis manggis dan nanas.

Indonesia dalam ekspor barang barang jenis itu, berada ditingkat 5, dibawah Amerika, China, Brasil dan Australia.

Baca juga :   Pj Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin Kenalkan Sahabatnya BDH Ke Bambang Patijaya

Yang sedikit lucu adalah Thailand. Negara Bhumibol Adulaydey itu tahun 1980 berguru ke Indonesia, ketika kita berhasil swasembada beras. Eh sekarang itu mbe ( beras), kita beli ke Thailand.

Kata menteri pertanian kita (waktu itu) Syahrul Yasin Limpo , kekalahan kita, antaran lain, kita lambat menyerap dan menerapkan teknologi alsintan ( alat mesin pertanian) dan meninggalkan teknologi jadul.

Sementara itulah yang dilakukan negeri gajah putih itu.

Traktor, mesin pompa , irigasi dll, sudah jadi mainan para petani disana. Sementara mainan petani kita masih berkutat dengan cangkul dan garpu serta kebo untuk membajak.

Menyimak alur pikir dan programs SYL sebenarnya sangat baik jika dilaksankan. Tapi seperti kata SYL sendiri diperlukan kerjasama dan dukungan kementerian lain. Dia menyebut antara lain Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, BUMN dan UMKM. Sudah bisa ditebak, itu bertumpu pada soal anggaran.

Baca juga :   LSM Brajo Sakti Kembali Aksi di Kejari Sekaligus Penyerahan Surat Laporan 

Dana desa , kredit lunak dan koperasi bisa hadir mendukung para petani mengembangkan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Berilah mereka anggaran untuk memiliki alsintan dari dana desa dan kredit lunak. Berikan bimbingan dalam hal pemilihan lahan, penggunaan pupuk yang tepat dan olah tanaman yang baik.

Dulpeun nya adalah petani Indonesia yang, mukti dibumi pertiwi dan, nelayan yang jaya di lautan, jalasena jayamahe.***

Berita ini 17 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Artikel

THOMAS SITEPU SPESIALIS DEMO SORANGAN WAE SEMPAT DIGEBUKIN PASPAMPRES 

Artikel

PRABOWO AWAS OVERLOAD

Artikel

Purba Sangka dan Purbakala Kampanye Pilkada

Artikel

PENDEKAR MUDA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA

Artikel

Peran Media dan Humas dalam Melestarikan Budaya

Artikel

ESG dalam Konteks Global dan Relevansinya dengan Industri 5.0

Artikel

SANTRI ITU PEJUANG

Artikel

QOUVADIS PENDIDIKAN INDONESIA ? Ujung ujungnya semua bingung